Bangkitnya Konsep Desentralisasi Teknologi Dimulai dari Bitcoin
Tahun 2009 sebagai tahun munculnya Bitcoin adalah salah satu tonggak
pertama dimulainya konsep desentralisasi di dunia Finansial.
Semua bentuk teknologi dan tatanan kehidupan manusia pada awal
sejarahnya selalu dimulai dari sentralisasi. Sistem sentralisasi selalu
diterapkan pada awalnya dikarenakan kemudahan dalam sistem kontrol,
kemudahan dalam pengambilan keputusan, kemudahan dalam pengenalan dan
adanya teknologi (sistem) yang ada pada waktu itu.
Dalam sejarah manusia sentralisasi pertama yang ditetapkan adalah
sistem negara yang berdasarkan sistem kerajaan (feudalisme). Adanya
penguasa tunggal yang menjadi sentral power. Penguasa tunggal yang
menetapkan hukum. Penguasa tunggal yang menetapkan pajak dan seluruh
hukum lainnya.
Sistem feudal kerajaan pada akhirnya tergantikan oleh sistem
demokrasi yang sekarang digunakan hampir di seluruh negara di dunia.
Sistem demokrasi adalah sistem berdasarkan desentralisasi pertama dalam
sejarah manusia. Demokrasi sendiri adalah sistem desentralisasi
pemerintahaan yang digunakan pertama kali oleh Athena (Yunani) yang
memakan waktu lebih dari 2000 tahun untuk diterapkan di seluruh dunia
menggantikan sistem sentralisasi feudalisme. Sebuah sistem yang luar
biasa yang membuat seluruh warga negara memiliki hak politik yang sama.
Democrachy
is political system in which all the members of the society have an
equal share of formal political power – Classical Athens
Penggantian sistem kerajaan ke sistem demokrasi menutup tren
sentralisasi pemerintahan menjadi desentralisasi sebagaimana sekarang.
Sebuah sistem yang membuat setiap warga negara sama dan tidak adanya
keturunan raja selau menjadi raja. Sebuah sistem yang memungkinkan
seorang pengusaha mebel dapat menjadi Presiden Indonesia yang sekarang.
Selamat untuk bapak Jokowi dan seluruh kabinet Kerja nya.
Desentralisasi adalah suatu sistem yang dimana keseluruhan
pengambilan keputusan diserahkan kepada para pengguna sistem tersebut
dan tidak adanya salah satu individu yang dapat memaksakan kehendaknya
kepada individu lain tanpa persetujuan mayoritas pengguna sistem.
Kalau konsep desentralisasi sangatlah baik lalu mengapa tidak
diterapkan secara langsung sejak awal sejarah manusia ? Kenapa kita
harus menggunakan sentralisasi ? Ada banyak jawaban atas pertanyaan itu
salah satunya adalah belum adanya inovasi sistem, belum adanya teknologi
IT saat itu, dan tingkat kecerdasaan para pengguna sistem.
Setiap sistem diperlukan seseorang untuk menemukan,
menyempurnakan dan menciptakan sebelum dapat diperkenalkan
kepada masyarakat. Sebagaimana contohnya demokrasi sendiri awalnya
ditemukan oleh pemikir2 Athena Yunani (Cleisthenes, “bapak demokrasi
Athena”) yang terus disempurnakan hingga sekarang . Mungkin bagi kita
terlihat sederhana tetapi pernahkah kita membayangkan konsep demokrasi
apabila belum pernah ada orang yang menemukan dan mengenalkan kepada
kita ?
Teknologi IT mulai berkembang setelah tahun 1950. Kita saat ini hidup
di masa paling damai dalam sejarah manusia. Hampir mayoritas seluruh
negara saat ini jauh dari konflik senjata dibandingkan puluhan tahun
lalu. Perkembangan teknologi membantu sebuah proses revolusi sangat
cepat. Membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Teknologi email
dan internet yang banyak diremehkan orang di tahun 1980an hingga awal
1990an pada akhirnya telah banyak mengubah cara komunikasi dan cara
kerja industri lainnya. Saat ini sebenarnya teknologi IT masih banyak
berdasarkan konsep sentralisasi tetapi secara perlahan teknologi mulai
mengarah ke desentralisasi khususnya sejak adanya teknologi Bitcoin yang
protokolonya dapat diterapkan di banyak lini teknologi
Faktor ketiga dan merupakan salah satu faktor utama adalah kecerdasan
para pengguna sistem. Seberapa hebat pun sebuah sistem apabila
penggunanya belum memahami maka proses adopsi akan cenderung terhambat.
Sebagaimana proses demokrasi memakan waktu 2000 tahun untuk benar-benar
diterima dan dipahami seluruh warga dunia dan para elit birokrat.
Penerapan sistem demokrasi membutuhkan pihak elit birokrat untuk mau
mengalah kepada rakyat untuk melepaskan kekuasaan yang dimiliki
sebelumnya. Ini juga merupakan salah satu alasan kenapa revolusi
demokrasi selalu berdarah (baca: revolusi Prancis dan Amerika).
Konsep sentralisasinya di teknologi internet sekarang membuat adanya
timbul “sang penguasa teknologi” – yaitu adanya pengatur informasi
kepada para pengguna sistem. Contoh paling nyata adalah apa yang terjadi
di China. Pemerintah china sebagai pemilik sentralisasi teknologi dapat
mengontrol apa yang orang baca dan apa yang dapat dilakukan
masyarakatnya (misalnya di china masyarakat tidak bisa Facebook). Jadi
apakah kita akan terus menerapkan sistem sentralisasi teknologi seperti
sekarang (sistem feudalisme teknologi) ?
Konsep ide mengembalikan teknologi kepada para pengguna nya telah
ditemukan sejak tahun 1960 yang dikenal dengan basis teknologi peer to
peer. Aplikasi pertama dibangun menggunakan aplikasi ini sejak
tahun1979 (USENET), dan teknologi ini dipopulerkan melalui Napster di
tahun 1990. Sebuah sistem desentralisasi yang menghilangkan adanya
server – sang penguasa.
Sekarang Peer to peer sejak tahun 2009 diperkenalkan kembali dengan sistem yang lebih sempurna melalui teknologi Bitcoin.
Bitcoin adalah konsep teknologi desentralisasi pertama yang
benar-benar bebas dari adanya server sebagai pengatur dan sebagai
targetnya berusaha mengubah dunia finansial. Dunia finansial selama
ribuan tahun telah berevolusi dari sistem barter -> penggunaan
material alam (garam, batu, dll) -> penggunaan logam mulia ->
penggunaan uang kertas yang dijamin dengan emas -> hingga saat ini
penggunaan uang kertas yang dijamin dengan sistem hutang(riba).
Bitcoin berusaha merevolusi dunia finansial berikutnya dengan
mengubahnya menjadi murni desentralisasi digital. Mengubah konsep mata
uang tidak lagi dicetak oleh suatu negara. Tidak lagi dijamin oleh
apapun. Tetapi murni dicetak dan dijamin oleh para penggunanya sendiri.
Sistem harga tidak lagi berdasarkan riba tetapi berdasarkan murni
penawaran dan permintaan. Sistem pencetakan Bitcoin berdasarkan
matematika murni tanpa bisa dipengaruhi siapapun atau pemerintah
manapun. Sifat teknologi nya yang membutuhkan konsensus mayoritas untuk
melakukan perubahan sistem menjadikannya sangat mirip dengan
sistem demokrasi.
Adanya keterbatasan teknologi sebelumnya mengharuskan ada lembaga
ketiga (baca: bank) untuk memvalidasi transaksi antara dua individu pada
saat dana ditransfer untuk memastikan pihak pengirim memiliki uang
tersebut dan memastikan uang tersebut sampai ke pihak penerima dengan
selamat. Sekarang adanya teknologi Bitcoin memungkinkan antar individu
saling mengirimkan dananya secara langsung tanpa melibatkan pihak
ketiga. Teknologi Bitcoin memastikan pihak pengirim mempunyai dana yang
cukup dan pihak penerima akan menerima dana tersebut.
Tetapi sebagaimana semua proses revolusi dan evolusi tidak selalu
berjalan mulus. Proses adaptasi dapat memakan waktu tahunan hingga
puluhan tahun. Tetapi secara perlahan transaksi Bitcoin saat ini mulai
menunjukkan data puluhan juta dollar per harinya di seluruh dunia.
Jadi bagaimana dengan Anda sendiri ? Apakah Anda sudah menjadi bagian
dari proses revolusi keuangan ini ? Sudah kah anda mencoba teknologi
yang membuat geger di berbagai belahan dunia ini?
Ditulis oleh
Oscar Darmawan
CEO Bitcoin Indonesia
CEO Bitcoin Indonesia
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely – Sir John Dalberg-Acton”
No comments:
Post a Comment