Monday 10 October 2016

Bitcoin: Good or Bad?

Bitcoin: Good or Bad?

bitcoin-merchant-onramp-presentation-inside-bitcoins-nyc-4-638
Sebagai seorang Bitcoiner, kalimat seperti apa yang biasa Anda temui ketika berbicara dengan seseorang yang belum mengerti tentang Bitcoin?
 “Memangnya Bitcoin legal ya hukumnya?”
“Karena sifatnya anonim, Bitcoin mudah dijadikan alat kejahatan seperti untuk money laundering atau transaksi barang-barang illegal!”
“Bagaimana Bitcoin bisa menjadi mata uang dunia bila harganya selalu berubah-ubah?”
Mungkin ketiga pertanyaan di atas merupakan contoh kalimat yang umumnya dilontarkan oleh masyarakat yang belum mengenal konsep mata uang digital. Tidak dapat dipungkiri bahwa berita buruk mengenai Bitcoin memang terus-terusan berdatangan. Kasus bangkrutnya MtGox yang merugikan jutaan pengguna Bitcoin di dunia hingga hari ini masih belum jelas kabarnya. Penggunaan Bitcoin di situs gelap SilkRoad juga membuat Bitcoin tenar dalam bidang negatif. Belum lagi ditambah kasus Bitstamp yang baru-baru ini sempat tutup karena kehilangan 19.000 Bitcoin yang menyebabkan harga Bitcoin di seluruh dunia anjlok ke angka dua juta. Semua berita ini membuat masyarakat dunia mengakui keberadaan Bitcoin namun sebagai sebuah hal yang negatif dan terkesan ‘jahat’.
http://belajaruangonline.blogspot.co.id/2016/10/wallet-lakebtc-dan-bermain-bursa.html
Jika Anda seorang Bitcoiner, Anda pasti paham betul tentang seberapa besarnya potensi yang ada dibalik Bitcoin untuk membantu pihak-pihak yang selama ini dirugikan oleh proses pengiriman uang yang menggunakan pihak ketiga. Sekarang, warga-warga di Afrika yang terkena wabah Ebola dapat tertolong dengan donasi yang diberikan oleh Bitcoin user yang tersebar di seluruh dunia. Greenpeace, American Red Cross, bahkan Wikileaks yang ditentang pemerintah pun bisa tetap menjalankan programnya berkat donasi Bitcoin dari masyarakat global yang menuntut adanya kebebasan dalam berbicara. Proses remittance di Filipina, contohnya, telah berhasil membantu orang-orang Filipina yang bekerja di Hong Kong untuk mengirim uang ke negara asalnya tanpa harus membayar biaya transaksi yang tinggi berkat Bitcoin. Namun, mengapa berita-berita ini cepat sekali tenggelam dan terlupakan atau bahkan tidak dianggap oleh publik?
Penelitian dari para ahli psikologis di dunia mengatakan bahwa seseorang pada dasarnya memang cenderung lebih cepat merespon berita negatif daripada berita positif. Ada juga pendapat bahwa kita cenderung lebih tertarik pada berita-berita buruk karena secara tidak sadar, kita selalu menganggap dunia itu lebih indah daripada yang sedang kita jalani. Hasilnya, ketika kita mendengar kabar buruk, berita tersebut akan kita ingat karena berlawanan dengan apa yang kita yakini. Kita juga lebih mengingat berita buruk karena sebagai manusia, kita sudah terlatih untuk melindungi diri kita dari berbagai ancaman. Keadaan tersebutlah yang membuat kita selalu ‘mencari’ berita buruk dan melawan hal baru yang menurut kita berbahaya.
Kini, Bitcoin terkesan terus dilanda ‘musibah’ yang tentunya mengurangi rasa kepercayaan orang dengan Bitcoin. Padahal jika dilihat dari kacamata yang berbeda, masalah yang melanda Bitcoin seperti kasus money laundering atau penjualan narkoba, sebenarnya juga terjadi kepada fiat money yang dikeluarkan pemerintah. Jika Anda memang seorang Bitcoin user, dan Anda sudah paham betul dengan apa yang bisa dilakukan Bitcoin bukan hanya dari segi buruknya saja, maka Anda tidak akan melepas Bitcoin hanya karena dipengaruhi oleh berita-berita seperti ini.
Dan ingat, selama kita percaya dengan Bitcoin, Bitcoin akan terus berharga.


Opini dari Suasti Atmastuti Astaman
Business Development Manager of Bitcoin Indonesia

No comments:

Post a Comment